Minggu, 24 Februari 2013

KORELASI

 MAKALAH ( Penelitian Korelasional )

MAKALAH
( Penelitian Korelasional )


OLEH :







MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
KENDARI
2010

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang sering disebut sebagai animal rational yang dibekali hasrat ingin tahu. Dorongan rasa ingin tahu tersebut membawa manusia selalu berusaha mendapatkan pengetahuan yang sedang dipermasalahkan atau yang sedang dipertanyakan. Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan apabila dia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Adapun pengetahuan yang diinginkannya adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara inherent dapat dicapai manusia, baik melalui pendekatan non ilmiah maupun pendekatan ilmiah (Suryabrata, 2005). Melalui pendekatan ilmiah orang akan berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah. 
Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah inilah yang didapat melalui penelitian ilmiah. Dalam melakukan penelitian orang dapat menggunakan berbagai macam metode dan sajian dengan rancangan penelitian juga digunakan bermacam-macam, misalnya metode penelitian korelasi (correlational research) adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukardi, 2003). Penelitian ini sifatnya expose-facto yaitu mengungkapkan fakta yang sudah terjadi di mana penyebabnya tidak bisa diinterfensi. Adanya hubungan dan tingkat variabel sangat penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabratha, 2003). 
Penelitian korenasional memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu diketahui oleh peneliti, sehingga dengan adanya hal-hal ini maka penulis dapat meyusun makalah ini agar dapat lebih mengetahui metode penilitian korelasional, kelemahan, kelebihan dan tujuan penilitian ini.

B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimakah prinsip penelitian korelasional ini ?. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini yaitu dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai prinsip dan metode penelitian korelasinal.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Korelasional
Kata korelasional berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris correlation dan menjadi correlational artinya saling berhubungan atau hubungan timbal balik. Sebuah correlation atau korelasi adalah suatu uji statistik untuk menentukan tendensi atau pola dari dua variable atau lebih atau dua set data yang bervariasi secara konsisten. Dalam ilmu statistika istilah korelasi diberi pengertian sebagai hubungan antara dua variable atau lebih.
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Dalam ranah penelitian kuantitatif, pendekatan korelasional adalah suatu pendekatan umum untuk penelitian yang berfokus pada penaksiran kovariasi antara variabel yang muncul secara alami.  
Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi (2008:166); mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, adalah:

1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

B. Tujuan Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38); Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
Tujuan diadakannya penelitian korelasional adalah untuk mengidentifikasi hubungan prediktif dengan teknik korelasi atau teknik statatistik yang lebih canggih. (Zechmester dalam Emzir,2007:37). Sacara khusus, tujuan  penelitian korelasional adalah: (1) untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antarvariabel, (2) bila sudah ada hubungan, untuk melihat tingkat keeratan hubungan antarvariabel, dan (3) untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti (meyakinkan/significant) atau tidak berarti (tidak berarti/insignificant) (Muhidin dan Abdurrahman, 2007:105).




C. Ciri-ciri Penelitian Korelasional
1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas. 
5. Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
6. Penelitian korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan); dan Penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
D. Langkah-Langkah Pokok
1. Definisikan masalah
2. Lakukan telaah pustaka
3. Rancang cara pendekatannya
4. Kumpulkan data
5. Analisis data dan buat interpretasinya
6. Susun laporan

E. Kriteria Menganalisa Penelitian Korelasional 
Mempertimbangkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu dalam memahami penelitian yang dilakukan, membantu dalam menilai hasil-hasil penelitian, dan juga dapat membantu memperoleh pemahaman terhadap aspek-aspek penelitian yang variatif. 
1. Persoalan apakah yang menjadi objek penelitian? 
2. Dalam konteks apakah penelitian itu dilakukan? 
3. Orientasi-orientasi teoritik apakah yang digunakan oleh para peneliti? 
4. Siapa sajakah subjek atau partisipan dalam penelitian? Berapa dan bagaimana mereka diteliti? Karakteristik apa yang relevan bagi mereka? 
5. Variabel-variabel apakah yang diteliti? Bagaimana variabel-variabel itu didefinisikan dan diukur? Bagaimana kelayakan (validitas dan reliabilitas) alat ukurnya? 
6. Analisis korelasi apakah yang dilakukan dan bagaimana hasilnya? 
7. Kesimpulan-kesimpulan apa yang dapat diambil? Apakah generalisai yang dilakukan sudah tepat? 
8. Kontribusi apa yang diberikan penelitian bagi pengetahuan kita terhadap faktor sosial dan faktor Kontekstual dalam pembelajaran bahasa kedua? 
9. Apa implikasi-implikasi hasil penelitian bagi pemelajaran bahasa kedua dalam berbagai konteks formal?

F. Macam Penelitian Korelasional
a. Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat).
Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebgai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu diawali dengan penelitian hbungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara berpasangan.
Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi, suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien tersebut, bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
b. Penelitian Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa baru.
Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam Hadjar; 1999:285). Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang uama antara penelitian relasional dan penelitian jenis in terletak pada asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan an tar kedua variabel terjadi secara dua arah atau dengan kata lain, ia hanya ingi menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai hbungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel muncul lebh dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalkam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
c. Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik.
Regresi ganda. Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan stu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasilyang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Hadjar; 1999:288), yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanyamenggunakan masing-masing variabel prediktorsecara sendiri-sendiri. Dengan demikian, penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik. Pada dasarrnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi,tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai variabel kriteria?. Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapatdianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Hadjar; 1999:289).
Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel.mempunyai hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda.
F. Desain Dasar Penelitian Korelasional
Pada dasarnya penelitian korelasioanal, baik relasional, prediktif, maupun multivariat, melibatkan perhitungan korelasii antara variabel yang kompleks (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel prediktor). Untuk menguji hubungan tersebut, desain atau langkah-langkah yag ditempuh untuk penelitian relasional dan prediksi sama meskipun detail masing-masing langkah untuk keduanya berbeda, terutama dalam pengumpulan dan analsis data. Langkah-langkah tesebut, yang paling pokok, adalah: penentuan masalah, penentuan subjek, pengumpulan data, dan analisis data.
a. Penentuan masalah
Sebagaimana dalam setiap penelitian, langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalahmenentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memrlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang terdahulu atau terdahulu.
b. Penentuan subyek
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur.
Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu dan, kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
c. Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian relasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteri terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada artinya.
d. Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara vaiabel yang satu dngan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Bertahun-tahun yang lalu, para penulis metode penelitian menetapkan penelitian korelasional sebagai salah satu "desain" kuantitatif. Dengan aplikasi canggih dan prosedur korelasi yang eksplisit, penelitian korelasional mendapat tempat di antara desain-desain yang ada dalam penelitian kuantitatif. Namun, tampaknya para ahli agak berbeda pendapat dalam mengklasifikasi dan mengelompokkan jenis rancangan penelitian korelasional. Shaughnessy dan Zechmeiser (dalam Emzir, 2008) menyatakan ada 5 jenis desain penelitian korelasional yaitu a) korelasi bivariat, b) korelasi regresi dan prediksi, c) regresi jamak, d)analisis factor, dan e) korelasi yang dibuat untuk membuat kesimpulan kausal. Sementara Creswell (2008) menyatakan hanya ada dua desain utama penelitian korelasional yaitu eksplanatori (explanatory) dan prediksi (prediction). Meskipun para ahli mengelompokkan rancangan penelitian korelasional agak berbeda, namun pada prinsipnya pengklasifikasian tersebut hanya berpijak pada pandangan yang berbeda dan penamaan yang berbeda. Terlebih lagi isu yang dibahas pada umumnya sama atau hampir sama.
Selanjutnya, dalam penamaannya berbagai ahli merujuk penelitian ini sebagai penelitian "relasional"(hubungan) (Cohen & Manion, 1994 dalam Creswell, 2008), "studi accounting-for- variance" (Punch, 1998 dalam Creswell, 2008) atau penelitian "explanatory" (Frankel & Wallen, 2000 dalam Creswell, 2008). Karena salah satu tujuan dasar dari bentuk penelitian korelasi ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara atau di antara variabel, maka akan digunakan istilah penelitian eksplanatori. Desain penelitian eksplanatori adalah desain korelasional di mana peneliti tertarik pada sejauh mana dua variabel (atau lebih) bersama-bervariasi/co-vary, yaitu, di mana perubahan dalam satu variabel tercermin dalam perubahan yang lain. Desain penelitian eksplanatori terdiri dari asosiasi yang sederhana antara dua variabel (misalnya, rasa humor dan kinerja dalam bidang drama) atau lebih dari dua (misalnya, tekanan dari teman atau perasaan isolasi yang berkontribusi terhadap pesta).
Bagaimana mengidentifikasinya sebagai penelitian korelasional eksplanatori? Karakteristik yang umum untuk kedua desain ini adalah: 
a) Desain Explanatory
Desain eksplanatori adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana dua variable atau lebih berhubungan. Pada kenyataannya, desain ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu hubungan sederhana atau simple association (Creswell, 2008) atau korelasi bivariat (Shaughnessy & Zechmeiser, 2000 dalam Emzir, 2008) dan atau hubungan lebih dari dua variable (multiple correlation) (Sugiyono, 2008).
Karakteristik desain eksplanatori adalah:
 Peneliti mengkorelasikan dua variabel atau lebih. Peneliti melaporkan uji statistik korelasi dan menyebutkan penggunaan beberapa variabel. Variabel ini secara khusus disebutkan dalam pernyataan tujuan, pertanyaan penelitian, atau tabel prosedur pelaporan statistik. 
 Peneliti mengumpulkan data pada satu titik waktu. Bukti untuk prosedur ini akan ditemukan dalam administrasi instrumen "in one sitting" kepada siswa. Dalam penelitian explanatory, para peneliti tidak tertarik baik di masa lalu atau kinerja peserta. 
 Peneliti menganalisis semua peserta sebagai satu kelompok. Dibandingkan dengan sebuah eksperimen yang melibatkan kelompok-kelompok atau perlakuan beberapa kondisi, peneliti mengumpulkan skor dari hanya satu kelompok dan tidak membagi kelompok menjadi kategori (atau faktor).
 Peneliti memperoleh setidaknya dua nilai untuk setiap individu dalam kelompok-satu untuk setiap variabel. Dalam metode diskusi, peneliti korelasi akan menyebutkan berapa banyak skor yang dikumpulkan dari masing-masing peserta.
 Peneliti melaporkan penggunaan uji statistik korelasi (atau merupakan perpanjangan) dalam analisis data. Ini adalah fitur dasar dari jenis penelitian ini.
 Para peneliti membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari hasil uji statistik. Penting untuk dicatat bahwa kesimpulan tidak menetapkan hubungan sebab-akibat (atau inferensi kausal) karena peneliti hanya dapat menggunakan kontrol statistik (misalnya, kontrol atas variabel dengan menggunakan prosedur statistik)  daripada kontrol yang lebih ketat secara fisik mengubah kondisi (yaitu, seperti dalam percobaan).
b) Desain Prediksi 
Dalam sebuah desain prediksi, peneliti berusaha untuk mengantisipasi hasil-hasil dengan menggunakan variabel-variabel tertentu sebagai alat prediksi, bukan hanya berkaitan dengan dua variabel pada suatu waktu atau kompleks seperti dalam contoh terakhir. Sebagai contoh, pengawas dan kepala sekolah perlu untuk mengidentifikasi guru yang akan berhasil di sekolah mereka. Untuk memilih guru yang memiliki peluang bagus untuk sukses, para administrator dapat mengidentifikasi prediktor keberhasilan dengan menggunakan penelitian korelasi. Desain prediksi, oleh karena itu, berguna karena membantu mengantisipasi atau meramalkan perilaku masa depan.
Tujuan dari desain prediksi adalah untuk mengidentifikasi variabel yang akan memprediksi hasil atau kriteria. Dalam bentuk penelitian, penyelidik mengidentifikasi satu atau lebih variabel prediktor dan kriteria (atau hasil) variabel. Sebuah variabel prediksi adalah variabel yang digunakan untuk membuat ramalan tentang hasil penelitian di penelitian korelasi. Dalam kasus memprediksikan keberhasilan guru dalam sekolah, alat tes yang mungkin dipakai "mentoring" selama pelatihan guru atau "bertahun-tahun dari pengalaman mengajar". Dalam banyak penelitian prediksi, para peneliti sering menggunakan lebih dari satu variabel prediktor.
Hasil yang diprediksikan dalam penelitian korelasi disebut variabel kriteria. Sebagai contoh, keberhasilan guru adalah variabel kriteria.
Untuk mengidentifikasi penelitian dengan desain prediksi, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
 Penulis akan mengikutkan kata prediksi dalam judulnya
 Peneliti akan mengukur variable predictor secara khusus pada satu waktu, dan variable criteria pada kesempatan lain
 Penulis akan memprediksikan performansi di masa datang


G. Rancangan penelitian korelasional
Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan, yaitu:
a. Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah.
Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan foefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem.
Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya.
b. Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.

c. Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor variables).
d. Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
e. Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.

f. Analisis sistem (System Analysis)
Desain ini meibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.
H. Kesalahan dalam Penelitian Korelasional
Kesalahan-kesalahan yang kadang-kadang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian korelasional adalah sebagai berikut:
1. Peneliti berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti sebab akibat
2. Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak (shotgun approach)
3. Peneliti memilih statistik yang salah
4. Peneliti menggunakan analisis bivariat ketika multivariat yang lebih tepat
5. Peneliti tidak melakukan studi vasilitas silang
6. Peneliti menggunakan analisis jalur tanpa peninjauan asumsi-asumsi (teori)
7. Peneliti gagal menentukan suatu variabel kausal penting dalam perencanaan suatu analisis jalur
8. Peneliti salah tafsir terhadapsignifikansi praktis atau statistik dalam suatu studi.



BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan di atas yaitu :
1. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.
2. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
3. Langkah-langkah penilitian korelasional yang paling pokok, adalah: penentuan masalah, penentuan subjek, pengumpulan data, dan analisis data.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Penelitian Korelasional Dalam http://meetabied.wordpress.com/2010/03/20/penelitian-korelasional-2/
Anonim, 2010. Dalam http://www.scribd.com/doc/23272077/Penelitian-korelasional
Suryabrata, S. 2005.Metodologi penelitian pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Bumi Aksara.. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 

http://makalah-makalahperikanan.blogspot.com/2011/01/makalah-penelitian-korelasional.html
http://azhariah-rachman.blogspot.com/2011/03/pendekatan-korelasional.html 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar